"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 30 Juli 2011

Cara Berpakaian Muslimah

Cara berpakaian muslimah baju muslim yang benar menurut Al-Quran dan Al-Hadist. Dalam bukunya ” Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah fil Kitabi was Sunati.”, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menjelaskan menurut Al-Quran dan Al-Hadist, bahwa jilbab itu harus memenuhi 8 syarat :
  1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan. (QS.An-Nur : 31, QS. Al-Ahzab : 59).
  2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan. (QS. An-Nur : 31, QS. Al-Ahzab : 33).
  3. Kainnya harus tebal, tidak tipis. (HR. Abu Dawud).
  4. Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya. (HR. Al-Baihaqi, Abu Dawud, dan Ad-Dhiya).
  5. Tidak diberi wewangian atau parfum. (HR. An-Nasa’i dan Muslim).
  6. Tidak menyerupai laki-laki. (HR. Abu Dawud, HR. Ahmad, HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
  7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir. (HR. Ahmad, HR. Muslim, HR. At-Tabrani).
  8. Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas). (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Itulah 8 syarat pakaian wanita muslimah berpaikaian baju muslim. Pertanyaannya sekarang, apakah ukhti sudah memenuhi itu semua ? Atau bahkan ukhti belum berjilbab / masih menampakkan auratnya ? (Astaghfirullah, Na’udzubillah). Ingat berjilbab itu kewajiban bukan sunnah atau lainnya, jadi tidak benar jika berjilbab itu menunggu kesiapan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah melimpahkan rahmad, hidayah serta ridhlo Nya pada kita semua. Amin……
----------
Sumber : rumahmadina.com

Menanamkan Jiwa Berkorban dan Berjihad

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَكُونُوا۟ كَالَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَقَالُوا۟ لِإِخْوٰنِهِمْ إِذَا ضَرَبُوا۟ فِى الْأَرْضِ أَوْ كَانُوا۟ غُزًّى لَّوْ كَانُوا۟ عِندَنَا مَا مَاتُوا۟ وَمَا قُتِلُوا۟ لِيَجْعَلَ اللَّـهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِى قُلُوبِهِمْ ۗ وَاللَّـهُ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۗ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: ”Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.” Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 3 : 156).

وَلَئِن قُتِلْتُمْ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّـهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. (QS. 3 : 157).

وَلَئِن مُّتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لَإِلَى اللَّـهِ تُحْشَرُونَ
Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan. (QS. 3 : 158).

-------------------------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 103.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

MENYONGSONG HIDAYAH BERBEKAL FITRAH

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (puasa Ramadhan) dan hendaklah kamu mentakbirkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS: 2: 184)
Sebulan penuh seorang beriman secara khusus dan serius bertarung melawan pasukan nafsu. Pasukan-pasukan itu tak pernah menampakkan diri, tetapi bisa membuat taklukannya dijadikan bulan-bulanan. Bahkan sepanjang hidup ia seenaknya menjajah dan memperbudak tawanan yang kalah perang dengannya. Kecuali bila Seseorang segera menyadari bahwa dirinya selama ini tidak merdeka dan berlarut-larut telah menjadi jajahan kolonial nafsu.
Perang (jihad) melawan nafsu berarti perang melawan diri sendiri. Sebab nafsu adalah salah satu unsur jiwa yang terdapat dalam diri manusia. Perang tersebut bukan dalam rangka untuk membunuh, sekalipun kemenangan selalu menjadi dambaan. Bagaimanapun nafsu adalah kelengkapan diri manusia. Tanpa nafsu manusia bukan manusia lagi. Malaikat barangkali.
Maka bisa dibayangkan betapa beratnya perang melawan diri. Bukan sekadar musuh dalam selimut, tetapi musuh dalam jiwa. Tak mungkin kita tewaskan dan tak mungkin pula kita berjinak-jinak dengannya. Memang nafsu itu harus dikalahkan dan kemenangan harus diperoleh oleh setiap diri. Kemenangan yang tidak memusnahkan, sekadar menundukkan dan mengandalikannya ke arah positif.
Di bulan Ramadhan Allah memberikan kesempatan kepada kaum muslimin untuk lebih serius melanjutkan pentarungan antara kalah dan menang melawan hawa nafsu. Allah nampak berpihak kepada manusia untuk memenangkan pentarungan itu. Dengan kebijaksanaan-Nya, arena bertanding dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan manusia meraih kemenangan cukup besar. Arena bentanding itu disebut bulan suci Ramadhan. Bulan istimewa yang berlainan benar dengan bulan-bulan yang lain.

PEMENANGNYA BERTAKBIR 
Setelah sekian hari beradu kedigdayaan melawan bala tentara nafsu, seorang mu’min tampil meraih kemenangan. Ia boleh puas penuh bahagia, tanpa takabbur. Maka bertakbirlah ia mengagungkan asma Allah Yang Akbar. Saat itu disebut hari raya Iedul Fitri. Bukan hanya menikmati hari kemenangan, tetapi seorang mu’min akan merasakan kepuasan ruhani atas kembalinya ia kepada kesucian (fitrah).
Kenapa? Jawaban tepatnya: “Wallahu a’lam.” Tapi kita bisa memperbandingkan dengan dunia anak kecil atau bayi, yang relatif kehidupannya lebih tenang. Di saat orang tua bingung urusan kebutuhan rumah tangga, si kecil dengan tenang tertawa ria sepanjang hari. Seolah dunia ini sepi masalah (no problem). “Dunia no problem” itulah salah satu faktor penyebabnya.
Jika Nabi mensinyalir bahwa seserang yang tuntas melaksanakan puasa Ramadhan bisa diibaratkan seorang bayi yang baru saja dilahirkan, maka hal itu berarti ia akan meraih kebahagiaan sebagaimana yang dialami anak kecil. Bahkan bukan hanya karena faktor no problem dalam kehidupan dunia, lebih jauh ia akan semakin berbahagia karena terbebas dari problema ruhani yang bernama dosa.
Berbeda dengan penyakit jasmani yang penanggulangannya memerlukan berdirinya Fakultas Kedokteran, penyakit dosa biasanya kurang mendapat perhatian. Padahal penyakit ini mengakibatkan kesengsaraan dunia dan akhirat. Bila ia menjangkiti seorang manusia saja di dunia ini, akibatnya bisa berupa kehancuran ummat dan lingkungan. Dampak seorang yang terkena penyakit dosa Hitler, bumi Eropa menjadi api. Jelas berbeda sekali, jika saja Hitler sekadar terjangkit penyakit aids. Seganas apapun tidak akan sebanding dengan perang dunia kedua.
Di bulan suci Ramadhan seseorang bisa terhindar dan rumpukan dosa disebabkan kesuksesannya menghentikan sumber penyebab dosa yang bernama hawa nafsu. Dua macam nafsu yang seringkali merusak kehidupan manusia, pada bulan Ramadhan mendapatkan perhatian dan penanganan khusus, yaitu nafsu makan dan nafsu seksual. Keduanya merupakan sumber dan sekian banyak tingkah laku dosa. Maka sudah semestinya bila Allah memerintahkan kepada segenap mu’minin untuk berpuasa dengan meninggalkan makan, minum, hubungan seksual, dan apa saja yang bisa merusak keutamaan puasa.

HIDAYAH TERHIJAB NAFSU.
Di hari lebaran secara berjama’ah kini bertakbir. Bukan sekadar proklamasi berbagai hari kemenangan bertarung melawan nafsu sebulan penuh, namun di hari itu kita membuka lembaran sejarah baru untuk hidup dengan cahaya petunjuk Ilahi. Orang-orang yang berupaya berpetunjuk Ilahi dalam hidupnya disebut muttaqin. Sedang kader muttaqin telah menjadi tujuan bagi pelaksanaan ibadah puasa.
Untuk mendapatkan hidayah Allah tentu tidak lebih gampang dibanding memperoleh sekantong mutiara. Sementara untuk mendapatkan mutiara saja perlu kerja keras, apalagi yang namanya hidayah Allah. Harganya teramat mahal, karena dengan modal hidayah itu seseorang akan diantar menuju syurga.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridahaan) Kami, benar-benar akan kamu tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: 29: 69)

Melakukan hubungan suami istri di siang hari termasuk satu di anrara larangan di bulan suci Ramadhan. Larangan di sini tidak sampai mengesankan bahwa ajaran Islam itu antiseksual. Al-Qur’an sendiri mengungkap tentang kebutuhan manusia terhadapnya (3:14). Namun Islam tak membiarkan nafsu itu disalurkan secara sembarangan tanpa tara-krama.
Suasana Ramadhan memungkinkan seseorang mendidik diri mengendalikan nafsu seksualnya sesuai kehendak Allah. Dengan ancaman sanksi mengganti puasa dua bulan benturur-turut bagi yang bersetubuh di siang hari, seorang muslim akan berupaya menahan nafsunya sekalipun menggebu-gebu. Bukan hanya kemampuan mengendalikan nafsu yang ia peroleh, tetapi juga meningkatnya keimanan kepada Allah Sebab ketakutan memperoleh sanksi itu bukan dikarenakan adanya kontrol dari Pak Polisi.
Di tempat yang tersebunyipun dan tak seorang manusia pun tahu, ia tetap tak berani melakukan pelanggaran itu. Ia merasa dipantau oleh Allah di manapun berada.
Maka seseorang yang sebulan penuh mampu mengatasi penyebab meluapnya dosa, insya Allah sepanjang ia berpuasa terhindar dari dosa-dosa. Di waktu yang sama ia memperbanyak amal shalih dan istighfar. Bisa diterka manakala dirinya yang dahulu berlumuran dosa, kini relatif bersih dan fitrah Saat itulah hari bahagia. Ia tak lagi terhambat menyongsong anugerah Ilahi berupa hidayatullah (petunjuk Allah). Iapun bensyukur karenanya di hari Lebaran.
---------------
SUARA HIDAYATULLAH, Edisi 11/ TH V/ Maret 1993/ Ramadhan 1413, halaman 2 – 3.

KISHO KUROKAWA

Kisho Noriaki Kurokawa atau lebih dikenal Kisho Kurokawa, lahir di Kanie, Aichi, prefektur Nagoya, Jepang pada tahun 1934. Ia lulus S1 dari Universitas Kyoto, Jurusan Arsitektur pada tahun 1957, kemudian melanjutkan ke Universitas Tokyo. Selama proses pembelajaran di tingkat S2 Ia belajar di bawah pengawasan seorang maestro arsitektur dari Jepang, Kenzo Tange dan berhasil meraih gelar Master pada 1959. Semangat belajarnya dilanjutkan dengan masuk ke jenjang doktorat bidang filsafat arsitektur. Namun, gelar doktor tidak dapat diraihnya karena keluar dari jenjang tersebut pada tahun 1964.
Kisho Kurokawa adalah seorang arsitek yang menganut aliran metabolisme yang merupakan sub kategori dari aliran arsitektur modern, dalam ilmu arsitektur. Karya arsitektur yang dihasilkannya berupa bangunan dengan konsep dan filosofi yang terinspirasi dari bagian tubuh mahkluk hidup.
Bersama arsitek-Jepang lain, Kisho Kurokawa mewujudkan gerakan metabolisme, yakni sebuah aliran arsitektur dari langgam arsitektur modern. Gerakan ini mulai muncul dan dikembangkan sejak tahun 1960, setahun setelah beliau memperoleh gelar master arsitektur. Ciri utama bangunan dalam aliran ini adalah bentuknya yang menyerupai bagian tubuh mahkluk hidup. Aliran ini berusaha menggabungkan dan menyempurnakan berbagai aliran arsitektur yang ada di Asia.
Berdasarkan bentuk bangunan yang menyerupai bagian tubuh mahkluk hidup, dapat dikatakan bahwa aliran metabolisme memandang fungsi bangunan bukan hanya dari sisi teknis saja, tetapi juga menyangkut perihal kehidupan dan alam di sekitar sehingga antara bangunan dan alam sekitar terjadi hubungan tibal-balik yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).
Nakagin Capsule Tower
Sebagai contoh adalah bangunan Nakagin Capsule Tower. bangunan ini mengambil inspirasi dari bentuk sel tumbuhan berupa kotak-kotak dan membentuk jaringan yang menggambarkan sesuatu yang tumbuh/  berubah/ berkembang/ reinkarnasi. Bentuk menyerupai Kapsul. Menara dengan 140 kamar;  memberi kesan individu / ketidaksempurnaan; Proses menuju kesempurnaan / keseimbangan (filosofi Buddha Zen)


Pada tahun 1971, Kisho Kurokawa telah merancang sejumlah besar bangunan di negara Jepang, termasuk diantaranya adalah tiga pavilion pada expo 1970 dan dua buah kota baru. Beliau adalah pendiri  perusahaan konsultan Kisho Kurokawa Architect & Associates yang dibentuk pada tanggal 8 April 1962. Selain sebagai pendiri, Kisho Kurokawa juga menjabat sebagai presiden di perusahaan tersebut, yang kantor pusat di Tokyo dan beberapa kantor cabang di Osaka, Nagoya, Astana, Kuala Lumpur, Beijing dan Los Angeles.
---------
Sumber :
http://www.kisho.co.jp/page.php
http://arch07.blogspot.com/2010/03/kisho-kurokawa.html
Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya; Francis D.K. Ching, Penerbit Erlangga, cetakan kedua 1991

NU’AIM BIN MAS’UD

MELAKUKAN TUGAS PENTING
Diwaktu perang Ahzab yang lazim juga disebut perang Khandaq, Rasulullah s.a.w. menghàdapi lawan dalam dua front:
Pertama, lawan yang sudah aktif mengepung kota Medinah dari luar, yakni Banu Quraisy beserta sekutu-sekutunya Banu Ghathfan dan lain-lain.
Kedua, yang masih potensiil, kaum Yahudi Banu Quraidzah dan lain-lain yang berada didalam kota Medinah sendiri.
Dikalangan kaum Muslimin diwaktu itu ada seorang bernama Nu’aim bin Mas’ud, dari suku Banu Ghathfan. Dia bukan seorang sahabat yang terkenal, tidak pula terkemuka. Malah masuknya kedalam Islam, tidak diketahui oleh sukunya sendiri. Tetapi dia seorang yang cerdas, otaknya "encer”. Dia hanya seorang kader. Tapi kader yang berjiwa hidup, dan tidak terkenal diluar lingkungan Islam disekitar Rasulullah s.a.w.
Rasulullah s.a.w. sendiri tentu mengetahui benar sifat dan bakat Nu’aim ini, sebagaimana beliau mengenali sahabat lainnya satu persatu, kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Diwaktu kaum Quraisy dan sekutu-sekutunya mengepung kota Medinah, datanglah Nu’aim kepada Rasulullah s.a.w., meminta tugas. Maka berlakulah percakapan antara Rasulullah s.a.w. dengan Nu’aim sebagai berikut:
Nu’aim :
”Ya Rasulullah! Aku sudah masuk Islam, tetapi kaumku sendiri belum tahu bahwa aku sudah masuk Islam. Sekarang perintahkan apa yang Rasulullah kehendaki dari padaku”.
Rasulullah:
”Engkau ini hanyalah satu-satunya dari suku Ghathfan. Jika engkau melangkah keluar (lingkungan kita), maka kalau bisa, engkau pura-pura sudah meninggalkan kami (dalam perjuangan). Itu lebih baik daripada apabila engkau tetap berada dikalangan kita ini. Oleh karena itu pergilah keluar, ”sesungguhnya perang itu adalah tipu daya !“ (dalam perang menghadapi musuh kita di harus mempergunakan siasat dan tipu-daya)”
Lalu Nu’aim bin Mas’ud berangkatlah dan menemui lebih dahulu kaum Yahudi Medinah, Banu Quraidzah. Dahulu, sebelum masuk Islam, dia pernah bergaul baik dengan orang-orang Banu Quraidzah itu.
Nu‘aim:
”Ya Banu Quraidzah! Kamu kan tahu bagaimana cintaku kepadamu, lebih-lebih aku ingin melanjutkan hubungan baik kita selama ini”.

Banu Quraidzah:
”Katakanlah apa yang hendak kau katakan. Kami tidak curiga padamu”

Nu’aim:
”Kaum Quraisy dan Ghathfan itu tidak seperti kamu, Negeri ini negerimu sendiri. Disini terletak hartamu, disini pula tinggal anak-cucumu. Sedang kaum Quraisy dan Ghathfan itu orang-orang yang datang untuk memerangi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Dan kamu membantu mereka melawan Muhammad.
Kaum Quraisy dan Ghathfan itu, bila melihat kesempatan, mereka akan menggunakannya dengan baik. Kalau tidak, mereka kembali kenegeri mereka, dan akan meninggalkan kamu di Medinah ini sendirian menghadapi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Oleh karena itu, janganlah kamu berperang dipihak kaum Quraisy, kecuali hanya bila kamu menerima jaminan berupa pemimpin-pemimpin mereka sebagai ”hostages” (saudara)“.
Sesudah itu Nu’aim pergi kekalangan Quraisy. Kepada mereka itu, Nu’aim berkata:
”Kamu sudah tahu, bagaimana kecintaanku kepadamu, wahai kaum Quraisy. Dan juga tentang perpecahan dengan Muhammad. Aku mengetahui suatu hal, yang perlu disampaikan kepadamu. Tetapi, awas jangan kamu katakan kepada siapa pun”.

Banu Quraisy:
“Baiklah !“.

Nu‘aim:
“Kamu tahu, bahwa Banu Quraidzah sebenarnya sudah menyesali perbuatannya dengan meninggalkan Muhammad.
Mereka berkata: “Kami menyesal atas perbuatan kami; maukah engkau, bila kami tangkap beberapa orang Quraisy dan Ghathfan, lalu kami serahkan kepadamu untuk dibunuh. Sesudah itu kami besertamu akan menumpas habis mereka sampai akarnya?“.
Sesudah itu Nu’aim pergi pula ke Banu Ghathfan, dan begitu pula yang dibicarakannya tentang Yahudi Banu Quraidzah itu.
Khud’ah Nu’aim rupanya “mempan”. Abu Sofyan mengutus ’Akramah bin Abu Jahal kepada Banu Quraidzah untuk menyampaikan bahwa dikalangan mereka (Quraisy dan Ghathfan), sudah banyak kuda-kuda dan unta yang mati, sedangkan mereka berada didaerah yang bukan tempat tinggal mereka. Mereka menganjurkan kepada Banu Quraidzah supaya bersiap-siap untuk berperang besok harinya, sampai Muhammad kalah.
Banu Quraidzah menyawab: “Besok itu hari Sabtu, dan tuan-tuan kan tahu, bahwa kami orang Yahudi tak boleh berbuat apa-apa pada hari Sabtu. Selain dari pada itu, kami tidak hendak berperang besertamu, kalau kamu tidak berikan kepada kami beberapa orang dari orang pentingmu sebagai jaminan. Karena kami kuatir, kalau-kalau nanti tidak kuat meneruskan peperangan, lalu kamu pulang kenegerimu kembali, sedangkan kamu meninggalkan kami disini sendirian menghadapi Muhammad seterusnya”.
Begitu jawab Banu Quraidzah (persis seperti yang disarankan oleh Nu’aim kepada mereka). Dan diwaktu 'Akramah bin Abu Jahal melaporkan reaksi Quraidzah yang demikian kepada Markas tentara Quraisy, mereka itu berkata: ”Wah, memang benar kiranya, apa yàng dikatakan Nu’aim bin Mas’ud itu! Betul rupanya Banu Quraidzah mau menangkap dan akan menyerahkan orang-orang penting kita kepada Muhammad. Untuk itulah mereka pura-pura minta ”orang jaminan” dari kita”.
Lalu Abu Sofyan mengirim utusan lagi kepada Banu Quraidzah, dan menyampaikan bahwa mereka tidak bersedia memberi orang-orang jaminan. Kalau Banu Quraidzah mau turut serta menyerang Muhammad, boleh. Kalau tidak, masa bodoh.
Berkat kecerdasan Nu’aim, berhasil terpecah front musuh : antara musuh dari luar (Quraisy Cs) dan musuh dari dalam (Yahudi Medinah).
----------
Disajikan kembali dari buku “dibawah naungan risalah” tulisan M. Natsir, Sinar Hudaya – Documenta 1971,halaman 32 - 37

BANGSA YANG PALING CEREWET TERHADAP NABINYA

Allah berfirman : (Al Baqarah 61)
“Dan ingatlah ketika kamu berkata, “Hai Musa, kami tidak akan sabar dengan satu macam makanan. Maka mohonlah untuk kami tumbuh-tumbuhan bumi berupa sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacangnya dan bawang merahnya. Musa berkata, “Apakah kamu mau menukar yang lebih baik dengan yang lebih rendah? Turunlah kamu ke suatu negeri karena di sana kamu memperoleh apa-apa yang kamu minta! Dan kepada mereka ditimpakanlah kehinaan dan kemiskinan, mereka patut mendapat murka dari Allah. Demikian itu karena mereka telah mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Nabi-Nabi dengan tidak benar. Demikian itu karena kedurhakaan mereka dan mereka melewati batas.”

Nenek moyang Bangsa Yahudi di masa Nabi Musa as. gemar meminta hal-hal yang sulit kepada Nabi Musa dengan maksud untuk mempermainkannya. Contohnya yang nyata ialah kata-kata mereka kepada Nabi Musa, “Kami tidak akan dapat bersabar dengan satu macam makanan seperti ini, yaitu Manna dan Salwa.”
Mereka menyuruh Nabi Musa agar meminta kepada Allah untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan berupa sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah. Tetapi Nabi Musa menjawab dengan kata-kata, “Apakah kamu mau menukar makanan yang baik dengan makanan yang lebih jelek?”
Kemudian Nabi Musa menyuruh mereka pergi meninggalkan padang Tih dan tinggal di tempat lain, jika mereka inginkan apa yang mereka minta. Karena bumi yang Allah tetapkan kepada mereka ini hanya akan mereka diami beberapa waktu saja, sehingga di situ tidak perlu ditumbuhkan sayur-mayur. Allah tidak menetapkan mereka tinggal di sana, kecuali untuk menghilangkan lemahnya tekad mereka mengalahkan negeri-negeri lain, yang penduduknya biasa makan satu macam makanan saja. Padahal untuk dapat melepaskan diri dari apa yang tidak mereka sukai itu hanyalah bisa dengan jalan berani menyerang negeri-negeri yang dijanjikan yang ada di depan mereka. Dan Allah menjamin untuk menolong mereka. Karena itu, hendaklah mencari cara yang dapat memberi jalan kemenangan bagi mereka.
Bangsa Yahudi sebagai golongan manusia yang durhaka telah melakukan kejahatan yang luar biasa dengan membunuh Nabi-nabi yang Allah kirim kepada mereka.
Mereka telah membunuh Asy’iya, Zakariya, Yahya dan lain-lainnya tanpa alasan yang benar atau suatu tuduhan yang boleh dijadikan alasan untuk membunuh. Karena orang yang berbuat salah adakalanya secara kabur beranggapan bahwa dia benar. Kitab mereka mengharamkan membunuh orang lain bukan Nabi, maka apalagi membunuh Nabi, kecuali ada alasan yang membenarkan demikian. Dan firman-Nya “Dengan tidak benar”, padahal membunuh Nabi-nabi sudah tentu tidak ada alasan yang membenarkannya, adalah untuk lebih menyatakan keburukan mereka dan menjelaskan secara gamblang bahwa mereka berbuat itu bukan karena salah paham atau mentakwilkan hukum sesuai yang disyari’atkan kepada agama mereka.
Akibat kedurhakaan dan sikap-sikap cerewetnya kepada Nabi-nabi, kemudian Allah menjatuhkan hukuman kepada mereka. Dijadikan mereka berjiwa hina, berkelakuan rendah dan bermental lemah. Mereka akhirnya menjadi bangsa yang berwatak plinplan, bersikap mudah menyerah kepada paksaan atau kekuatan yang dapat menimbulkan ketakutan pada diri mereka. Bangsa Yahudi telah memiliki sikap kerdil, sehingga tampak bekasnya pada wajah mereka.
Walaupun Bangsa Yahudi selalu menerima teguran dari para Nabinya, tetapi karena sikapnya yang cerewet, mereka selalu melanggar apa yang diajarkan para Nabi itu pada mereka. Sesungguhnya agama para Nabi, besar pengaruhnya untuk merubah perwatakan manusia yang buruk menjadi baik, Sehingga mereka tidak berani melanggar agamanya. Karena bila ajaran agama telah dilanggar sekali saja, maka jiwa orang yang bersangkutan akan menjadi lemah dan mudah melakukan perbuatan dosa. Jika pelanggaran terhadap agama ini dilakukan berulang kali, maka jiwa orang yang bersangkutan akan bentambah lemah dan berubahlah wataknya menjadi manusia pendurhaka . Seseorang yang menjadi pendurhaka akan dengan mudah bersikap cerewet tenhadap Nabi dan Rasul Allah.
-----------------------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 32 - 35

Kamis, 28 Juli 2011

Waspada terhadap Ajakan Orang-Orang Kafir

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تُطِيعُوا۟ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰٓ أَعْقٰبِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خٰسِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta’ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. (QS. 3 : 149).

بَلِ اللَّـهُ مَوْلَىٰكُمْ ۖ وَهُوَ خَيْرُ النّٰصِرِينَ
Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong (QS. 3 : 150).

سَنُلْقِى فِى قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ الرُّعْبَ بِمَآ أَشْرَكُوا۟ بِاللَّـهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ سُلْطٰنًا ۖ وَمَأْوَىٰهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظّٰلِمِينَ
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka: dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. (QS. 3 : 151).

Tafsir Ayat
QS. 3 : 149. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta’ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.

QS. 3 : 150. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong

QS. 3 : 151. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka: dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.
-----------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 100 - 101.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

Monumen Palagan Ambarawa

WISATA SEJARAH. Monumen Palagan Ambarawa cukup membangkitkan rasa nasionalisme kita, jika kita mempelajari sejarahnya. Monumen ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan pejuang yang gugur dalam pertempuran. Perjalanan menuju Ambarawa dari Semarang kurang lebih 35 kilometer atau kalau pakai motor kurang dari 1 jam.
Tank Sekutu (: 2009)

Monumen Palagan Ambarawa (: 1987)

Loko Uap (: 1987)

Pesawat Tempur Sekutu (:1987)

Senjata Serangan Udara (: 1987)
Dalam mempertahankan kemerdekaan kota Ambarawa, yang terletak di antara Semarang dan Magelang, Jawa Tengah. Juga melakukan pertempuran perlawanan yang dikenal sebagai Pertempuran Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa dimulai pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan TKR (Tentara Keamaan Rakyat) melawan Sekutu. Keesokan harinya, Sekutu menambah kekuatan dengan mendatangkan pasukan dari Magelang.
Pasukan Sekutu kemudian mulai menyerang perkampungan-perkampungan yang ada di sekitar Ambarawa. Pada tanggal 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman yang memimpin pasukan TKR gugur. Pimpinan pasukan beralih kepada Kolonel Sudirman, panglima divisi di wilayah Purwokerto. Ia merencanakan penyerangan secara mendadak kepada Sekutu.
Pada tanggal 12 Desember 1945, pasukan Indonesia menyerang Sekutu di Ambarawa dari berbagai arah. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama empat hari. Akhirnya pada tanggal 1 Desember 1945, pasukan Sekutu dapat dipukul mundur meninggalkan Ambarawa.


Sumber : Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas V, Penerbit Erlangga 2007, halaman 146.

BANGSA YANG SUKA BERBUAT ANIAYA DI TENGAH NIKMAT ALLAH

Allah berfirman : (Al Baqarah 57)
“Dan Kami naungkan awan di atasmu dan Kami turunkan Manna dan Salwa kepadamu. Makanlah makanan yang baik-baik yang Kami karuniakan kepadamu; dan mereka tidaklah berbuat aniaya kepada Kami, akan tetapi mereka menganiaya terhadap diri mereka sendiri.”

Ketika Bangsa Yahudi keluar dari Mesir menyeberangi Laut Merah, lalu tinggal di gurun pasir yang panas, kemudian mereka mengadu kepada Nabi Musa, agar ia mohon kepada Allah mengirimkan awan untuk menaungi mereka sampai mereka tiba di daerah yang dijanjikan. Lalu Allah naungi mereka dengan awan sepanjang perjalanan menuju daerah yang dijanjikan. Selain itu mereka pun mendapatkan
makanan Manna dan Salwa yang menjadi bekal mereka selama dalam perjalanan di padang pasir yang tandus dan panas, selama mereka tinggal di daerah yang dijanjikan itu. Di dalam Kitab Keluaran disebutkan: “Mereka makan Manna selama empat puluh tahun dan rasanya makanan ini seperti roti dipoles madu, sebagai pengganti roti. Karena mereka diharamkan makan buah-buahan dan sayur.”
Namun apa gerangan sikap bangsa Yahudi menghadapi nikmat Allah yang melimpah ini? Nikmat ini justru menjadikan mereka semakin keras kepala dan ingkar kepada Nabi Musa as. Sebab apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa mereka tolak dan apa yang beliau larang justru mereka langgar. Keingkaran mereka ini menyebabkan berbagai malapetaka dan adzab Allah turun kepada mereka, sehingga mereka hidup dalam kesusahan dan penderitaan.
Ayat ini memberikan pelajaran bahwa setiap tuntunan Ilahi kepada manusia hanyalah mendatangkan kebahagiaan selama manusia mau mematuhinya. Tetapi bila manusia itu mengingkarinya niscaya akan menimbulkan penderitaan diri sendiri. Sejarah Bangsa Yahudi menjadi saksi atas malapetaka yang menimpa mereka, karena berbuat dzalim dan sikap kufur terhadap nikmat Allah.
-----------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 31 - 32

ABDULLAH BIN UBAY BIN SALUL

CALON KEPALA SUKU YANG GAGAL
Dia adalah seorang yang terkemuka diantara penduduk Medinah. Dia mempunyai pengaruh yang cukup besar diantara semua penduduk Medinah, selain dan pada kaum Yahudi. Kedua-duanya suku Arab, Banu Chazradj dan Banu Aus yang tinggal di Medinah sudah merancang akan menobatkan Abdullah bin Ubay jadi kepala mereka semua.
Sebelum Rasulullah s.a.w. hijrah ke Medinah sudah mulai ada dari anggauta kedua suku itu yang dengan sengaja datang ke Mekkah menjumpai Rasulullah s.a.w., dan mereka masuk Islam.
Bagi Abdullah bin Ubay hal ini tidak menjadi persoalan. Berlainan dengan Abu Lahab, yang selain sudah mempunyai kedudukan dan amat fanatik kepada ”agama” Quraisy, Abdullah bin Ubay bukanlah seorang yang berpegang teguh kepada salah satu kepercayaan, atau ideologi dan bersedia mempertahankannya dengan sungguh-sungguh. Kalaulah ada cita-cita hidup yang dianutnya secara konsekwen, itu adalah ambisinya kepada pengaruh, kedudukan dan kekuasaan.
Malang akan tumbuh, baru saja idam-idamannya akan berhasil jadi Kepala Suku Aus dan Chazrady, Rasulullah s.a.w. beserta Muhajirin hijrah dan disambut oleh Muslimin Medinah (Anshar), yang terdiri hampir seluruhnya dari anggauta-anggauta suku Aus dan Chazrady itu. Semua memandang Rasulullah s.a.w. sebagai Pemimpin dan Panutan mereka sehidup semati. Tak disebut-sebut lagi suku ini dan suku itu. Yang disebut dan dijadikan pegangan ialah Jama’ah Islamiyah, langsung dibawah tuntunan yang satu, yaitu Rasulullah s.a.w.
Abdullah bin Ubay dilupakan orang: dia tersisih kepinggir. Hal ini sangat mengecewakan Abdullah bin Ubay. Dia memandang Muhammad s.a.w. sebagai seorang yang tiba-tiba datang dan memotong jalan baginya sama sekali untuk berkuasa di Medinah. Andaikata sekarang ia masuk Islam bersama-sama dengan teman seanggota sukunya Chazradj itu, itupun tidak akan membukakan pintu untuk jadi berkuasa. Nomornya akan sama saja dengan nomor anggota sepesukuannya yang lain-lain. Jadi tidak ada rencananya untuk masuk Islam. Seluruh pikirannya ditujukannya kepada satu tujuan yaitu bagaimana menuntut balas dan menghancurkan kekuatan ummat Islam dan dengan demikian mengusir Muhammad dari Medinah. Soalnya: soal ambisi, bukan soal aqiedah atau pendirian.

PURA-PURA MASUK ISLAM
Dilihatnya kekuatan ummat Islam itu kian hari kian besar juga, walaupun diserang dari luar terus menerus oleh Quraisy Mekkah. Lebih-lebih lagi, sesudah dua tahun di Medinah, ummat Islam mendapat kemenangan diperang Badr.
Semenjak itu Abdullah bin Ubay mengambil taktik lain. Diajaknya pendukung-pendukungnya masuk Islam secara pura-pura. Dengan begitu, dia akan ada kesempatan untuk menghancurkan kekuatan Islam dari dalam. Disamping itu ada dua kekuatan yang memusuhi Islam, yang dapat digunakannya untuk mencapai maksudnya, yaitu Musyrikin Quraisy Mekkah, dan golongan Yahudi Medinah.
Untuk melakukan satu dan lainnya, Abdullah bin Ubay cs mempunyai satu senjata, yaitu satu seni bermuka dua (dan kalau perlu bermuka sepuluh).
”Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: ”Kami telah beriman”, tetapi apabila bersendirian dengan ketua-ketua mereka, mereka berkata: ”Sesungguhnya kami beserta kamu, kami hanya memperolok-olok mereka itu”. (Al-Baqarah : 14).

Antara lain dalam surat Al-Hasyr ayat 11 Allah berfirman:
”Tidakkah engkau perhatikan orang-orang munafiq (golongan Abdullah bin Ubay, berkata kepada kaum Yahudi yang hendak diusir keluar Medinah) yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir dan Ahli Kitab : ”Jika kamu diusir keluar, sesungguhnya kami akan keluar bersama kamu, dan kami tidak akan sekali-kali tunduk kepada siapapun yang (menyusahkan) kamu; dan jika kamu diperangi, sesungguhnya kami akan tolong kamu, padahal Allah menyaksikan bahwasanya mereka itu orang-orang yang berdusta”.

Diriwayatkan, bagaimana Banu Nadhir, yang sudah kedapatan bersekongkol dengan kaum Quraisy untuk memerangi ummat Islam dan dengan demikian telah menghianati perjanjian co-existensi antara kaum Yahudi dan Muslimin. Mereka diperintahkan oleh Rasulullah supaya mereka jangan mau pergi, dan supaya bertahan di Medinah. Abdullah bin Ubay cs berjanji akan sehidup semati dengan mereka. Tetapi sesudah Banu Nadhir dikepung oleh Ummat Islam, selama tiga minggu, sehingga mereka menyerah, Abdullah bin Ubay cs berpangku tangan, pura-pura tak tahu.
Walhasil dengan senjata seribu muka itu, Abdullah bin Ubay hanya merupakan bala’ bagi semua orang yang berhubung dengan mereka, baik Muslimin maupun Quraisy ataupun Yahudi.

KEWASPADAAN RASULULLAH S.A.W.
Cara Rasulullah s.a.w. menghadapi Abdullah bin Ubay cs ini adalah sebagai berikut:
1. Mensinyalir mereka dan sifat-sifat mereka supaya diketahui oleh ummat Muhammad s.a.w.
2. Dalam ”social intercourse”, hablun minannas, mereka diperlakukan sebagai Muslimin, tetapi semua gerak-geriknya diawasi.
3. Mereka tidak dihukum a priori, dalam hal-hal kehidupan atau hubungan sehari-hari. Tetapi kalau sudah mengenai hubungan dengan Khaliq (Allah s.w.t.) ditarik garis demarkasi yang tegas. Umpamanya, tatkala Abdullah bin Ubay dekat sakaratul maut, dia minta mantel Rasulullah s.a.w. untuk jadi kafannya, Rasulullah berikan mantelnya. Akan tetapi turun ayat yang tegas supaya jangan sekali-kali mendoakan seorang munafiq seperti Abdullah bin Ubay itu.
4. Dibidang perjuangan (jihad) mereka yang seperti itu, sama sekali tidak boleh campur (diisolir).
   ”..............lalu mereka minta izin kepadanya untuk keluar (bersama-sama berperang), maka katakanlah: ”kamu tidak akan (diperkenankan) keluar (berperang) bersama-samaku, selama-lamanya; dan kamu tidak akan diperkenankan memerangi musuh bersamaku: maka duduklah sekarang bersama-sama orang yang tinggal”. (At-Taubah 83).

AMBISINYA DIBAWA MATI
Abdullah bin Ubay seorang yang aktif dan lincah bertekun dalam segala kekufuran, ambisi dan tipu dayanya kontinyu, on purpose dari mula sampai akhir. Malah diwaktu nyawanya akan melayangpun, di usahakannya supaya dapat berkafankan jubbah Rasulullah s.a.w., supaya matinya jadi sebutan orang dan dapat ”dibanggakan” oleh anak-cucunya.
”Berkafankan jubbah Rasulullah !“ — setetes air untuk kerongkongan mersik, oleh kehausan kepada ”nama” dan ”kedudukan”

KAFIR TIDAK, MUKMINPUN TIDAK
Disamping itu tidaklah pula setiap ”bunglon” sama dengan Abdullah bin Ubay. Kebanyakan bunglon hanya ”menyesuaikan diri” dengan pasif, mengurbankan segala kehormatan atau ”kelaki-lakiannya”. Lantaran ketakutan melihat hantu disiang hari.
”............ mereka takut kepada manusia seperti takut kepada Allah, atau malah lebih takut lagi! “
. (An-Nisa 77).

Mereka ini bukan kafir, tetapi iman mereka belum tahan uji; mereka belum bisa menilai sesuatu dalam perspektifnya sejarah. Lantaran itu mudah sekali terombang-ambing oleh “the passing trend of immediate things” tapi tidak sampai berkhianat.
Kalau keadaan berubah menjadi baik, merekapun banyak yang taubat kembali. Bila taubat mereka ikhlas (bukan ala bunglon pula) maka Allah mengampuni, dan Rasulullahpun memaafkan. Tetapi untuk sama-sama duduk dalam cockpit jihad, itu lain soalnya. Tentu tidak bisa! !!.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ajat 102-103.
”Dan yang sebagian lainnya mengakui akan dósa-dosa mereka. Mereka campurkan amal yang baik dengan yang jelek. Mudah-mudahan Allah ampuni mereka, karena sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Penyayang”.
”Ambillah dari harta-harta mereka shadaqah yang engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya dan do’akanlah mereka, karena sesungguhnya. do’amu (adalah) satu ketenteraman bagi mereka, karena Allah itu Mendengar lagi Mengetahui”.

(Taubah: 102-103).
---------
Disajikan kembali dari buku “Dibawah Naungan Risalah” tulisan M. Natsir, Sinar Hudaya – Documenta 1971, halaman 51 - 58

MASJID AL HUDA Godean Sleman Yogyakarta


Masjid Al Huda Godean Sleman D.I.Y.
MASJID AL HUDA
Jl. Pandean VII Sidoluhur Godean Sleman
Yogyakarta 55564

Sabtu, 16 Juli 2011

Larangan Melakukan Riba

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوا۟ الرِّبَوٰٓا۟ أَضْعٰفًا مُّضٰعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3 : 130).

وَاتَّقُوا۟ النَّارَ الَّتِىٓ أُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِينَ
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. (QS. 3 : 131).

Tafsir Ayat
QS. 3 : 130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.


Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan terdapat orang-orang yang berjual beli dengan kredit (dengan bayaran berjangka waktu). Apabila telah tiba waktu pembayaran dan tidak membayar, bertambahlah bunganya, dan ditambahnya pula jangka waktu pembayarannya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS 3 : 130) sebagai larangan atas perbuatan seperti itu. Diriwayatkan oleh al-Faryabi yang bersumber dari Mujahid.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di zaman Jahiliyyah, Tsaqif berhutang kepada Banin Nadlir. Ketika telah tiba waktu membayar, Tsaqif berkata : “Kami bayar bunganya dan undurkan waktu pembayarannya”. Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS 3 : 130) sebagai larangan atas perbuatan seperti itu. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari 'Ikrimah.

QS. 3 : 131. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.

-----------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 97.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke -5, 1985, halaman 110. 
Tulisan Arab Al-Qur'an.

GHIBAH DAN SU’UDHON

“Dan janganlah kamu mengumpat akan sebagian yang lain. Sukakah seseorang dari kamu memakan daging saudaranya yang telah mati?”
Ghibah artinya menggunjing saudara muslim, menyebarkan aib orang lain yang dilakukan oleh lisan, sedangkan Su’udhon artinya berpasangka jelek yang dilakukan oleh hati. Ada pertalian yang kuat, keduanya sama-sama menilai buruk terhadap sesama Muslim. Orang yang melakukan ghibah pasti telah berprasangka buruk (su’udhon) dulu.
Su’u artinya buruk, sedangkan dhon artinya praduga. Yaitu suatu kecenderungan hati terhadap sesuatu tanpa landasan bukti dan ilmu yang benar. Bila kecondongan itu lebih berat kepada keburukannya itulah su’udhon. Sebaliknya bila lebih berat ke kebaikannya disebut khusnudhon. Orang berakhlak mulia dan beriman tidak akan mengeluarkan kata-kata buruk.
Apa-apa yang tidak disukai oleh saudaranya jika hal itu disebarkan itulah ghibah, meskipun benar adanya, contohnya kita memanggil saudaranya dengan pincang, gemuk, kurus dan lain-lain. Dan jika tidak benar itu namanya dusta. Memang berat amanah yang harus dipikul oleh lidah. Dengan ringan dapat melukai perasaan orang lain, namun akibatnya sedemikian besarnya. ibaratnya seperti memakan bangkai saudaranya.
Rasulullah bersabda yang diriwavatkan oleh Abu Manshor ad Dailami dari Anas, “Barangsiapa menjaga dari kejahatan perut kemaluan dan lidah, maka dia akan terjaga dan terhindar dari kejahatan seluruhnya “.
Tidak ada manfaat bagi seorang yang suka menceritakan aib saudaranya kecuali kerugian. Allah SWT telah memerintahkan agar aib saudara harus kita tutup bukan untuk dibuka. Karena barangsiapa membuka aib saudaranya, maka ia akan dibuka aibnya oleh Allah di hari kiamat dan barangsapa menutup aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat juga.
Apablia datang kepada Anda seseorang yang menceritakan aib saudaranya. janganlah berprasangka buruk terbadap orang yang dibuka aibnya itu. Sebab bila demikian, Anda tidak berlaku adil. Yang selamat adalah mencari informasi apakah antara Keduanya ada kedengkian, permusuhan ataukah tidak.
Jika suatu saat hati anda terserang su’udhon tarhadap seorang muslim, maka doakan orang yang anda su’udhon itu dengan kebaikan, karena yang demikian menjadi pelindung dari syaithon. Dan jika anda mendapatkan kekeliruan pada saudara muslim Anda, maka nasehatilah ia dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab, dengan begitu hati Anda menjadi lapang, tidak ada sesuatu lagi yang mengganjal terhadap saudara Anda. Anda terhindari dari su’udhon sekaligus melakukan amar makruf nahi mungkar.
Buah dari su’udhon adalah memata-matai. Sebab, jiwa takkan puas dengan dugaan dan membutuhkan pembuktian. Pembuktian inilah yang menyibukkan Anda dalam memata-matainya.
-----------------
Bulletin AL-HUSNA, Tim Kajian Islam Yayasan Amalush Sholihin, Edisi 13/Th. VI/ 29 Rabiul Awal 1427 H/ 28 April 2006

ABUBAKAR ASSHIDDIQ

KELAHIRANNYA
Nama kecilnya ‘Abdulka’bah, lalu diganti oleh Rasulullah dengan ‘Abdullah, yang kemudian digelari pula dengan Asshiddiq, artinya selalu percaya, apa saja yang disampaikan oleh Rasulullah, ia selalu percaya. Dan dialah orang Pertama sebagai kawan yang mula-mula percaya kepada Rasulullah. Juga terkenal dengan kesungguhannya dalam segala ucapannya.
Nama ayahnya Abuquhafah/’Utsman bin ‘Amir. Satu keturunan dengan Rasulullah pada kakeknya Murrah bin Ka’ab. Nama sukunya Attaimy, termasuk Quraisy. Nama ibunya Ummul Khair Salam binti Shakhar bin ‘Amar, juga keturunan Taim bin Murrah. Jadi kedua ibu bapanya dari suku Quraisy.
Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 537 M. Lebih muda dua tahun dari Rasulullah.

DIBESARKAN

Beliau dibesarkan sebagaimana biasanya pemuda-pemuda Quraisy, bebas merdeka, berotak cerdas, berjiwa besar, budiman dan sosiawan. Seumur hidupnya sejak dari kecil, beliau belum pernah menyembah berhala sama sekali. Suatu hari, waktu beliau masih muda, pernah dibawa oleh ayahnya ke tempat peribadatan. Ayahnya menyembah berhala Dewa syam. Maka dihampirinya berhala itu, seraya katanya :
“O Dewa! Aku ini lapar, minta makan !“ Dewa diam saja.
Abubakar mendekati lagi dan katanya:
“O dewa! Aku haus benar, minta minum !“ Dewa diam saja.
Katanya pula:
“Hai dewa! Aku ini tidak punya baju, aku minta baju !“ Dewa masih bungkam saja.
Kemudian diambilnya batu besar, seraya katanya:
“Mengapa kau bungkam saja. coba, ayo menyahutlah! kalau tidak, ini terimalah, jika benar-benar engkau dewa. Elakkanlah batu ini !“ Sambil melemparkan batu itu tepat menimpa kepala sang dewa. Hancur berantakan tubuh dan kepala sang Dewa.
Setelah remaja dan kian berisi badannya, beliau berdagang kain. Oleh karena keuletan dan kejujurannya, beliau mendapat kepercayaan penuh dari para saudagar-saudagar besar. Sehingga dalam tempo yang tidak begitu lama, beliau menjadi saudagar besar, kian lama, disegani dan dihormati oleh kaumnya.
Banyak pengetahuannya tentang sejarah bangsa Arab, adat lembaga dan cara hidup mereka dalam lapangan ekonomi, politik dan sosial.
Sungguhpun beliau termasuk orang kaya, tetapi beliau tetap sederhana dalam hidupnya. Tidak terpengaruh oleh kekayaannya itu. Beliau tetap ramah-tamah dan kasih sayang terhadap sesamanya. Banyak bergaul dan banyak menolong orang miskin.

KEISLAMANNYA.
Waktu Rasulullah mendapat kehormatan dari Allah s.w.t. dengan dikarunianya jabatan Kerasulan, adalah Abubakar orang pertama yang mula-mula menyambut kedatangan Agama baru itu (Islam).
Rasulullah pernah berkata: Hampir semua yang kuajak bicara dalam hal Keislaman, semua menyanggah, dengan alasan begini begitu, kecuali Abubakar, dia setiap kuajak bicara, semua keterangan yang kusampaikan, diterimanya dengan baik.
Beliau banyak dikunjungi oleh teman-temannya, orang-orang terkemuka. Kepada mereka Abubakar memberikan penerangan tentang Islam. Hasilnya baik sekali. Banyak di antaranya: 1. ‘Utsman bin ‘Affan, 2. Thathah bin ‘Ubaidillah, 3. Zubair bin ‘Awwam, 4. ‘Abdurrahman bin ‘Auf, 5. Sa’ad bin Abi Waqqash.
Mereka itulah para shahabat-shahabat terkemaka yang pertama-tama memeluk Islam.
Waktu kaum Musyrikin sedang mengganas menganiaya para abid (hamba) yang masuk Agama Islam, Abubakar banyak berkorban mengeluarkan uangnya untuk menebus mereka dari tangan tuannya, kemudian dibebaskan sebagai manusia yang mempunyai hak penuh. Tidak lain karena semata-mata Abubakar mengharap keridlaan Allah belaka, demi untuk kemanusiaan.
Di antara mereka yang dibebaskan oleh Abubakar, ialah : 1. Bilal bin Rabah, juru bang Rasulullah, 2. ‘Amir bin Fuhairab dan lain-lain.

SEBAGAI KAWAN RASULUILAH
Abubakar, adalah kawan Nabi yang pertama dan yang setia, sejak mulai masuk Islam sampai wafatnya. Satu kehormatan besar bagi Abubakar, beliau dapat turut menemani Rasulullah dalam gua, waktu bersama-sama hijrah ke Madinah. Kehormatan mana ada tersebut dalam Qur’an.
Allah berfirman, yang maksudnya: (Dua serangkai, waktu keduanya dalam Gua. Nabi berkata kepada temannya (Abubakar): “Jangan susah, jangan gentar kawan! Allah beserta kita”. Maka Allah pun memberi ketenangan dalam hati Abubakar. (S. Attaubah : 40)
Abubakar masuk dalam Gua lebih dulu, untuk membersihkan tempat dari serangga.Serangga yang berbahaya. Tiga hari lamanya beliau tinggal bersama Nabi dalam Gua itu. Dan demi untuk keselamatan Rasulullah, Abubakar sampai kurang tidur, karena berlarut-larut sampai jauh malam menjaga Rasulullah.
Begitu kesetiannya terhadap diri Rasulullah. Beliau bela dengan jiwa raganya. Anak isterinya, harta kekayaannya, ditinggalkan di Makkah, untuk turut berhijrah bersama Nabi ke Madinah, beliau siapkan kendaraan dan perbekalan yang perlu.
Di Madinah beliau berjuang membantu Rasulullah sekuat tenaga.
Rasulullah diambilnya menantu, dikawinkannya dengan anaknya yang bernama ‘Aisyah.
Dalam seluruh peperangan, beliau ikut serta. Dalam peperangan Tabuk, beliaulah yang membawa panji. Beliau menjaga dan membela Rasulullah mati-matian dari setiap serangan musuh.

SEBAGAI SHAHABAT KECINTAAN RASULULLAH.
Abubakar, adalah Shababat yang paling dicintai oleh Rasulullah. Sebagai penghormatan atas diri Abubakar, Rasulullah pernah berkata:
“Tidak ada orang yang paling kuhormati, selain Abubakar. Dia telah membela aku dengan harta benda dan jiwa-raganya. Dia telah mengawinkan aku dengan puterinya. Dia telah menemani aku dalam Gua. Kalau aku boleh mengistimewakan seorang teman, tentu aku akan memilih Abubakar sebagai teman sejati. Tetapi persamaan dan persaudaraan dalam Islam, tidak membolehkan demikian.
Bertanya Rasulullah kepada Hassan bin Tsabit: “Pernahkah engkau memuji Abubakar ?“
“Ya, pernah”.
“Coba, katakan, aku ingin mendengarkannya !“
“Dua serangkai dalam Gua, dikejar musuh, diikuti jejaknya. Siapapun tidak ada yang menandinginya. Itulah dia, Abubakar bin Abi Quhafah”.
“Betul-betul begitu ya Hassan. Memang tepat katamu itu”, sahut Rasulullah, sambil tersenyum.

SEBAGAI KHALIFAH
Sebelum Rasulullah mangkat, beliau tidak menunjuk siapa-siapa yang menjadi gantinya, sebagai Kepala Negara. Rupanya hal ini Rasulullah serahkan saja kepada hikmah kebijaksanaan permusyawaratan bersama. Hanya waktu Rasulullah gering, beliau menugaskan Abubakar supaya mewakilinya dalam mengimami sholat berjama’ah di mesjid raya (Madinah). Suatu penunjukan kehormatan yang tertinggi terhadap diri Abubakar.
“Persilahkanlah Abubakar supaya sholat bersama-sama orang banyak !“ Demikian perintah Rasulullah.
Ini suatu bukti, bahwa beliau memang patut dan tepat untuk memangku jabatan Khalifah, selaku pengganti Rasulullah. Dan inilah pula rupanya yang dijadikan dasar atas saran yang menjadi keputusan bersama, dalam pengangkatan atas diri beliau dalam memangku jabatan tersebut.

DILANTIK
Hari Senin, waktu pagi buta, ketika kaum Muslimin hendak melakukan sholat Shubuh berjama’ah, dengan Abubakar sebagai Imamnya, tiba-tiba Rasulullah menyingkapkan tabir kamarnya, menjenguk ke luar, kepada orang banyak, yang sedang berbaris hendak sholat. Semua mata tertuju kepada Rasulullah s.a.w. Rasulullah tersenyum. Abubakar mundur dari pengimamannya, masuk shaf. Mereka semua gembira, karena mereka sangka bahwa Rasulullah akan keluar untuk mengimami. Tetapi Rasulullah memberi isyarat, supaya mereka meneruskan sholatnya. Tabirpun ditutupnya kembali, lalu beliau masuk ke peraduannya, untuk berbaring. Tetapi berbaring untuk selama-lamanya, pulang ke hadlirat Thhan
Ummat Islam jadi gempar, demi tersiar khabar bahwa Rasulullah telah wafat. Umarpun kaget, pikirannya kalut, hatinya goncang. Dihunusnya pedang sambil berkeliling, berjalan mundar-mandir kesana-kemari, seraya katanya mengancam:
“Siapa yang berani mengatakan bahwa Muhammad sudah mati, akan kupancung kepalanya”.
Waktu itu Abubakar sedang tidak ada, demi didengar kemangkatan Rasulullah, segera ia datang, terus masuk rumah ‘Aisyah. Disingkapnya selubung wajah
Rasulullah, diciumnya sambil tersedu-sedu. Sudah itu pergi menemui orang banyak.
“Tenang Shahabat, tenang !“ Katanya kepada ‘Umar, setelah mengucap Alhamdulillah, Abubakar berpidato:
“Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah mati. Barangsiapa menyembah Allah, maka Allah selalü hidup, tidak bisa mati. Lalu dibacakannya firman Allah yang artinya:
Muhammad itu hanya seorang manusia Rasul, sebagaimana manusia-manusia Rasul yang dahulu juga. Apakah kalau Muhammad itu mati gugur terbunuh lantas kamu berbalik belakang (kembali menjadi kafir) dan siapa yang mau berbalik belakang, Allah tidak akan merugi sedikit juga. Dan seungguhnya Allah akan membalas mereka yang bersyukur.
Mendengar keterangan Abubakar itu, ‘Umar jadi tertegun. Seluruh persendiannya merasa lemah lunglai. Kini ia sadar, bahwa Muhammad betul-betul sudah wafat, sebagaimana diterangkan Abubakar, suasanapun jadi tenang kembali.
Sementara itu kaum Anshar sedang berapat di pendopo Bani Sa’idah, membicarakan calon yang akan menggantikan Rasulullah sebagai Khalifah.
Berita ini didengar oleh kaum Muhajirin yang sedang menyelenggarakan jenazah Nabi. Maka pergilah Abubakar, ‘Umar dan Abu ‘Ubaidah ke tempat kaum Anshar sedang bersidang. Setelah ketiga orang itu mengambil tempatnya masing.masing, lantas Abubakar berbicara atas nama Muhajirin. Dikatakannya bahwa kaum Muhajirinlah yang lebih berhak memangku jabatan Kepala Negara, mengingat jasanya sebagai pejuang yang pertama-tama percaya kepada Nabi.
Kami Muhàjirin, katanya, dan kamu Anshar. Kami berkorban, kamu menolong. Karena itu kamilah Kepala Negara, kamu Perdana menterinya.
Lalu dipegangnya tangan ‘Umar dan tangan Abu Ubaidah, seraya katanya: “Nah, inilah dua orang Muhajirin, pilihlah salah satu yang mana kamu sukai:
”Umar atau Abu ‘Ubaidah !“
Tapi ‘Umar lekas melepaskan tangannya.
“Tidak, Abubakar !“ katanya.
“Mana tanganmu”. Dijabatnya tangan Abubakar dan dibai’atnya:
“Demi engkau telah ditunjuk oleh Rasulullah untuk mengimami sholat berjama’ah, maka engkaulah Khälifah Kepala Negara. Aku memilihmu ini berarti, bahwa aku telah memilih orang yang paling disukai oleh Rasulullah".
Serentak Abu ‘Ubaidahpun berdiri pula, dan menyatakan bai’atnya.
Berdiri Basyir bin Sa’ad menyatakan bai’atnya pula. Sesudah itu berturut-turut diikuti oleh yang lain hingga semua yang hadir pada menyatakan bai’atnya dan sumpah setia. Keesokan harinya, diadakan pula bai’at umum di Mesjid Madinah.
Di dalam pidatonya, Abubakar menegaskan rencana kerjanya (program politiknya). Sesudah memanjatkan puji kepada Allah, beliau berkata:
“Sebagaimana saudara-saudara telah memilih saya sebagai Kepala Negara, yang sebenarnya saya ini, bukanlah orang yang termulia di antaramu sekalian. Saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari saudara-saudara sekalian. Jika saya nanti berlaku jujur di dalam segala tindakan saya, dukunglah. Tetapi jika saya menyeleweng, jangan segan-segan menegor saya. Bertindak secara jujur, berarti kebenaran, penyelewengan, berarti khianat. Orang yang lemah, yang tertindas di antaramu, aku pandang kuat, akan ku kembalikan haknya kepadanya. Sebaliknya orang yang kuat, si penindas, aku anggap lemah, akan kuambil hak orang yang direbutnya itu daripadanya Insya Allahu Ta’ala.
Tiap-tiap bangsa yang meninggalkan jihad di jalan Allah, niscaya Allah akan menghukum bangsa itu menjadi bangsa yang hina dan tertindas. Dan tiaptiap bangsa yang membiarkan kecemaran dari perbuatan keji merajalela dalam masyarakat, niscaya Allah akan menimpakan bencana atas bangsa itu.
Saudara-saudara ! Marilah berdiri di belakangku, dukunglah aku, selama aku mentaati Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku sudah keluar atau menyeleweng dari garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasulnya, maka janganlah kalian thaat lagi kepadaku. Marilah kita sekalian bersama-sama menunaikan sholat. Semoga kalian mendapat rahmat dari Allah !“
Demikianlah pidato Sambutan Abubakar, sesudah dilantik menjadi Kepala Negara yang pertama, Negara Islam. Yang menyatakan dengan tegas Rencana Kerjanya dalam mengisi kemerdekaan ummat; membasmi dan melenyapkan perbudakan di muka bumi Allah.

CARA PEMERINTAHANNYA
Cara Abubakar mengadili sesuatu perkara, pertama-tama dicarinya hukum-hukum yang ada dalam Kitabullah, dan dengan hukum-hukum itulah Abubakar memutuskan sesuatu perkara.
Jika tidak ada dalam Qur’an dicarinya dalam Sunnah dan Hadits Nabi sa.w.
Jika tidak bertemu, beliau tidak segan-segan bertanya kepada shahabat-shahabat yang lain.
”Ada soal begini, begini. Adakah Saudara-saudara tahu bahwa Rasulullah pernah memberi fatwa tentang itu ?“
“O ya, ada”, jawab shahabat-shahabat itu. Abubakar sangat berterima kasih kepada mereka seraya katanya: “Alhamdulillah, masih ada di antara kita yang masih hafal akan fatwa-fatwa Rasulullah
.Jika soal itu tidak ditemuinya juga dalam Sunnah dan Hadits Nabi, baru Abubakar mengundang para Shahabat untuk merundingkan soal-soal tersebut.
Jika terdapat persesuaian faham, baru soal itu diputuskan atas putusan bersama.
Demikian cara Abubakar membuat Putusan atau Undang-undang.
Hal ini, telah dinyatakan dalam pidatonya waktu pelantikan.
Jika aku bertindak jujur, dukunglah. Jika salah, jangan segan-segan menegor aku. Kejujuran itu suatu amanat dari Tuhan, penyelewengan berarti khianat”.

RENCANA KERJA PEMERINTAH ABUBAKAR
Mengerahkan Pasukan Usamah :
Pertama-tama dalam Rencana Kerja Abubakar, setelah memangku jabatan sebagai Khalifah, ialah mengerahkan pasukan Usamah, dalam rangka perjuangan Rasulullah dalam memperkembangkan Agama Islam. Beliau meneruskan Rencana Rasulullah ini dengan tidak ragu-ragu. Walaupun beliau tahu bahwa Madinah sedang terancam bahaya, dengan timbulnya pemberontakan di sana-sini, di seluruh tanah Arab. Walaupun banyak para Shahabat yang menyarankan, supaya Pasukan Usamah itu lebih baik digunakan untuk memulihkan keamanan dalam Negeri dulu. Pendapat mana yang disokong dan disampaikan oleh ‘Umar kepada Khalifah. Tetapi apa jawab Khalifah? “Demi Allah, sekalipun ada binatang buas, akan mengoyak-ngoyak tubuhku, sekalipun aku umpamanya akan tinggal sendiri di dalam kota ini, sekalipun ada anjing-anjing hutan akan memakan badanku, sekali-kali aku tidak akan mundur. Demi Allah, akan aku laksanakan juga perintah Rasulullah ini”
Pasukan ini diantarkan oleh Khalifah ke luar batas kota dengan berjalan kaki. Berkali-kali Usamah meminta supaya beliau suka naik kudanya. Tetapi permintaannya itu ditolak.
“Kalau begitu baiklah saya turun, kata Usamah, saya mau berjalan kaki bersama-sama Tuan”
“Tidak”, jawab Khalifah; “Saya tidak akan naik dan engkau jangan turun. Tidak mengapa kakiku berdebu sedikit berjalan di jalan Allah”.
Setelah beberapa kilometer berjalan, Abubakar meminta supaya pasukannya diperintahkan berhenti sebentar untuk memberi amanat.
“Wahai Prajurit-prajurit sekalian!
Terimalah amanatku olehmu sekalian. Janganlah kamu berkhianat, jangan kamu menyeleweng, jangan kamu bunuh anak-anak, orang tua-tua dan wanita, jangan kamu potong pohon-pohon, jangan kamu binasakan ternak, jangan kamu ganggu pendeta-pendeta Agama, biarkanlah mereka menjalankan ibadahnya, kecuali jika mereka berbuat fitnah.
Berangkatlah Saudara-saudara atas nama Allah. Semoga Tuhan melindungi kalian dan melimpahkan kemenangan kepadamu sekalian !“
Sampailah Tentara Usamah di Baiqa. Dari sini dimulailah serangan ke kota Abil. Qobilah-Qobilah Qudlaah diobrak-abrik Tentara berkuda. Setiap musuh yang datang melawan dihancurkannya.
Beratus-ratus mayat musuh bergelimpangan. Sehingga musuh tiada dapat menahan serangan tentara Usamah yang gagah berani itu. Akhirnya mereka mengundurkan diri.
Tentara Usamahpun kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan yang gilang-gemilang.

Memadamkan pemberontakan :
Kematian Rasulullah s.a.w., telah menimbulkan gejala-gejala pendurhakan bangsa Arab terhadap Agama, yang semakin lama semakin memuncak, membawa negara menghadapi ujian berat.
Hampir di seluruh tanah Arab timbul pemberontakan-pemberontakan melawan Pemerintah Pusat. Kesatuan ummat Islam menjadi retak dan pecah. Banyak suku-suku Arab yang murtad menyeleweng dari ketentuan-ketentuan Agama. Untunglah ummat Islam masih mempunyai orang kuat seperti Abubakar Shiddiq yang menggantikan kedudukan Rasulullah sebagai Khalifahnya. Segera beliau bertindak dengan tegas, menumpas kegiatan-kegiatan Nabi-nabi palsu seperti Musailamah dan Thulaihah, serta membasmi pemberontakan-pemberontakan dan penyelewengan-penyelewengan kaum yang enggan membayar Zakat. Sekalipun banyak para Shahabat yang menyatakan tidak setuju atas tindakan Khalifah dengan jalan kekerasan, namun beliau berjalan terus. Dengan tegas beliau menyatakan pendiriannya:
“Setiap orang yang membeda-bedakan antara wajib Shalat dengan wajib Zakat, akan kuperangi, Zakat adalah haknya harta. Demi Allah jika mereka tidak mau menyerahkan Zakatnya sebagaimana dulu mereka serahkan kepada Rasulullah s.a.w. niscaya akan kuperangi mereka itu semua”.
Untuk biaya operasi tegas ini, beliau keluarkan dari sakunya sendiri, menyumbang 40.000 dinar uang emas.
Dengan hikmah kebijaksanaan tindakan beliau yang tegas ini, alhamdulillah keamanan di seluruh wilayah Arabia dapat dipulihkan kembali sebagaimana biasa.

Pendudukan :
Dengan pulihnya keamanan di seluruh tanah Arab, beliau berpendapat bahwa sudah tiba masanya untuk melaksanakan cita-cita Rasulullah dalam rangka perkembangan Agama Islam di seluruh permukaan bumi ini. Maka disusunnya satu pasukan besar, yang jumlahnya tidak kurang dari 40.000 prajurit, sebagian dikerahkan untuk menghadapi tentara Parsi, dan sebagian lagi dikerahkan untuk menghadapi tentara Romawi.
Hampir dalam seluruh pertempuran, Ummat Islam selalu mendapat kemenangan yang gilang-gemilang. Sebagian tanah jajahan bangsa Parsi sebelah barat, yaitu tanah Irak dapat diduduki ummat Islam. Dan sebagian tanah jajahan bangsa Rumawi sebelah Timur, Syria dan Palestina juga dapat diduduki. Semua itu dapat dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, ialah selama 28 bulan. Dengan demikian Abubakar adalah sebagai seorang pembangun besar dalam membentuk Negara Islam.
Untuk lebih luas, bagi pembaca yang ingin mempelajari peperangan dan pendudukan ummat Islam, dipersilahkan membaca buku-buku Sejarah yang tebal-tebal, seperti Itmamul Wafa’ fi Siratil Khulafa’, karangan Syeikh Muhammad Alkhudlari dan lain-lain.

Menghimpun Alqur’an :
Berhubung banyaknya para Shahabat yang gugur dalam pertempuran-pertempuran di atas, di antaranya banyak para ãhli hafal Qur’an maka ‘Umar menyarankan kepada Khalifah untuk menghimpun catatan-catatan Alqur’an, yang meréka tulis di atas kulit, tulang-belulang dan pelepah-pelepah daun kurma.
Demikianlah kumpulan catatan-catatan Qur’an itu, disimpan baik-baik dalam rumah Khalifah Abubakar, selama beliau hidup. Seterusnya pindah ke tangan ‘Umar.
Lalu pindah ke tangan Hafshah, bekas Isteri (janda) Rasulullah. Dengan demikian, Abubakar telah menyumbangkan darma baktinya yang sebesar-besarnya terhadap Islam.

KEBERANIANNYA
Ali bertanya kepada teman-temannya:
”Tahukah kalian, siapa orang yang paling gagah berani?”
”Engkau”
“Aku?’ Aku hanya dapat mengalahkan lawan dalam perang tanding. Yang saya maksud siapa yang perkasa yang paling gagah berani”.
“Kami tidak tahu. Cobalah tunjukkan, siapa dia?”
“Dialah Abubakar. Waktu perang Badar, kami membuat khemah untuk Rasulullah. Kami bertanya: Siapa yang akan mendampingi/menjaga Rasulullah! Demi Allah, setiap serangan yang datang kepada Rasulullah, dengan tangkas dielakkan oleh Abubakar dengan pedangnya. Setiap serangan dibalasnya dengan seketika, dan setiap penyerang mesti ditewaskan. Dialah orang perkasa yang gagah berani’.
‘Urwah bin Zubair bertanya kepada Abdullah bin ‘Amar bin ‘Ash tentang tindakan kaum Musyrikin yang paling ganas terhadap diri Rasulullah s.a.w. “Saya pernah menyaksikan ‘Uqbah bin Abi Mu’ith mencekik Rasulullah yang sedang melakukan sholat, dengan serbannya. Untunglah datang Abubäkar menolong seraya berkata: “Mengapa engkau mau membunuh seorang (hanya) karena ia mengatakan: Allah Tuhanku padahal ia telah membawa cukup keterangan-keterangan dari Tuhannya ?“
Sungguh benar-benar Abubakar memang orang perkasa dan pemberani. (Kutipan Bukhary)

PENGETAHUANNYA LUAS
Ini terbukti dalam tindakan beliau dalam menumpas gerakan anti Zakat, sebagai dalam pernyataannya:
“Demi Allah, sungguh akan kutumpas mereka yang telah membeda-bedakan antara wajib Shalat dan wajib Zakat. Demi Allah, jika mereka tidak mau menyerahkan Zakatnya, sebagaimana dulu mereka pernah menyerahkan kepada Rasulullah niscaya akan kuperangi sampai mereka menyerah”.
Kata Ibnu Katsir: “Abubakar r.a. adalah orang yang paling mengerti tentang isinya Qur’an. Karena Itulah beliau diserahi mengimami Shalat berjama’ah oleh Rasulullah, berdasarkan sabdanya: “Hendaklah orang yang menjadi imam sholat berjama’ah itu, orang yang paling mengerti tentang Kitabu’llah”.

KESABARANNYA
Kata Abudarda’: “Sewaktu saya ada di rumah Rasulullah s.a.w. datanglah Abubakar seraya memberi salam. Beliau menyatakan penyesalannya, katanya:
“Ada sesuatu hal yang tidak menyenangkan antara saya dan ‘Umar. Saya segera datang kepadanya, perlu untuk menyatakan penyesalan saya kepadanya, dengan harapan supaya dia mema’afkan kesalahan saya itu Tetapi ia menolak. Karenanya saya datang menghadapmu”. “Semoga Allah mengampunimu, ya Abubakar !“ sahut Nabi, yang diucapkannya sampai tiga kali.
Dalam pada itu, rupanya ‘Umarpun merasa menyesal pula. Iapun segera menemui Abubakar. Tetapi Abubakar tidak ada di rumah.
Umar terus menuju ke rumah Rasulullah. Dilihatnya vajah Rasulullah berubah (marah). Abubakar tidak sampai hati, melihat Rasulullah marah kepada ‘Umar. Segera Abubakar datang menghampiri Rasulullah seraya katanya: “Ya Rasulullah, demi Allah, sebenarnya sayalah yang bersalah, dua kali saya bersalah”.
Apa kata Nabi?
“Aku telah diutus Allah kepada kalian. Tetapi kau ‘Umar, tidak segera membenarkan. Sedang Abubakar terus percaya, dalam pada itu ia membela aku mati-matian dengan jiwa dan raganya, dengan mengorbankan harta-bendanya. Adakan engkau hendak menyampingkan kawanku ini? Dua kali bertanya demikian. Sejak itu Abubakar tidak merasa disakiti lagi hatinya.

KERAMAHANNYA
Di masa hidup Rasulullah s.a.w. Abubakar Siddiq biasa memeras susu kambing untuk para tetangga. Setelah beliau menjadi Kepala Negara, ada seorang sahaya perempun sekampungnya menyindir, Katanya: “siapa yah sekarang, yang sudi memeran kambing buat kita lagi ?“
Maksudnya: (Bahwa Abubakar sekarang sudah menjadi orang besar, tentunya masakan mau ia akan memerah Kambing lagi, sebagaimana biasanya untuk rakyat).
Kebetulan sindiran perempuan itu didengarnya oleh khalifah. Apa kata khalifah?
“Saya akan tetap memerah susu untuk kamu sekalian. Saya minta supaya Allah jangan merobah kebiasaan saya, sebagaimana yang sudah, selama saya memangku jabatan Khalifah”.
Seorang Tabi’in ditanya orang: “Pernahkah kau melihat Abubakar”.
“Tentu. Dia seorang Kepala Negara, tetapi pakaiannya sebagaimana rakyat biasa”.

PENGHIDUPANNYA
Ketika Abubakar baru menjadi Khalifah, sebagaimana biasa beliau pada pagi hari, pergi ke pasar  membawa kain.
Di jalan beliau bertemu dengan ‘Umar.
“Hendak kemana engkau pergi, ya Khalifah ?“ sapa ‘Umar.
“Ke pasar”
“Hendak mengapa pula ke pasar, bukankah kau sudah jadi Khalifah ?“
“Habis darimana pula aku memberi makan anak-anak ?“
Jika demikian, marilah kita bersama-sama pergi kepada Abu ‘Ubaidah (bendahara Baitulmal/Kas Negara) supaya dikeluarkan ketentuan perbelanjaanmu”. Oleh Abu ‘Ubaidah ditetapkan belanja harian. Khalifah.
Untuk setiap harinya setengah anak kambing, satu stel pakaian buat musim dingin, dan satu stel buat musim panas.
Satu contoh yang baik. Sungguhpun beliau sudah menjadi Kepala Negara, namun tidak malu-malu pergi ke pasar, untuk mencari sesuap nasi, untuk perbelanjaan rumah-tangganya. Semua pekerjaan dan usaha, asal halal adalah mulia.

PERHATIANNYA KEPADA RAKYAT
‘Umar sering menyelidiki dan meninjau keadaan rakyat.
Ada seorang perempuan tua yang sering ditengok oleh ‘Umar. Tetapi setiap ia datang, sudah ada orang yang datang lebih dulu dan memberikan apa-apa yang diperlukan perempuan tua itu. Setelah Ia sengaja datang lebih pagi, dengan maksud ingin tahu siapa orang sosiawan yang datang lebih pagi daripadanya itu. Diintainya siapa orang itu!
Kiranya .......... Abubakar, Khalifah Rasulullah.
“Kukira siapa. Kiranya engkau Shahabat”, tegur ‘Umar.
Demikianlah hendaknya perlombaan, dalam berbuat bakti dan jasa terhadap rakyat.

TIDAK PILIH KASIH
Di rumah Abubakar ada satu ruangan. kamar, yang digunakan oleh beliau untuk Baitulmal. Uang perbendaharaan Baitulmal itu dibagi-bagikannya kepada fakir-miskin, sama rata sama banyak, dengan tidak pilih kasih.
Dari uang itu ada juga beliau belikan unta, kuda dan alat-alat senjata guna perlengkapan Sabilillah.
Tempo-tempo beliau belikan kain dan baju, untuk diberikan kepada janda-janda di Madinah.
Sesudah Abubakar wafat, ‘Umar bersama-sama Shahabat-shahabat lain, memeriksa Baitulmal Negara.
Tetapi sedirhampun tidak ada tersimpan dalam kas.

DI ANTARA KHUTBAHNYA
Alhamdulillah, Tuhan telah memberi kejayaan kepada kita dengan Islam, yang telah memberi kemuliaan kepada kita dengan Iman, yang telah memberi rahmat kepada kita dengan mengutus Nabi-Nya. Dengan jalan beliaulah, kita telah dipimpinnya dari jalan kesesatan. Dengan usaha beliaulah, kita telah dipersatukan, sesudah menjadi bangsa yang cerai-berai, Tuhan yang memenangkan kita dari musuh-musuh kita. Yang telah memberi anugerah kepada kita memerintah dibanyak negeri. Dan yang telah menjadikan kita satu ummat yang bersaudara.
Semoga atas segala karunia itu hendaklah kita dapat mensyukuri Allah, agar kita diberiNya tambahan karunia berlipat ganda lagi. Sebab Allah telah memenuhi janjiNya dengan memenangkan kita atas bangsa yarg menentang terhadap kita. Janganlah kamu berbuat ma’siat dan mengingkari nikmatNya. Sebab, tidak sedikit contohnya, bangsa yang mengingkani nikmat-Nya itu, karena tidak lekas-lekas tobat, ditarik kembali kejayaannya, dan dijajahlah oleh musuh.
Saudara-saudara sekalian! Sesungguhnya Allah telah memberi keunggulan, kejayaan dan kemuliaan kepada kita dan telah mempersatukan kita. Karenanya hendaklah kita berterima kasih kepadaNya.
Ketiga Abubakar mau meninggal, ia berpesan kepada anaknya, ‘Aisyah: “Hai ‘Aisyah, itu unta yang biasa kita perah susunya, satu dulang besar yang kita pakai, di dapur, satu baju luar yang biasa saya pakai, semua barang-barang itu yang kita pergunakan selama saya menjadi Khalifah, apabila nanti saya meninggal, kembalikanlah kepada ‘Umar.
Sebagaimana pesannya, barang-barang tersebut dikembalikan oleh ‘Aisyah kepada ‘Umar.
”Semoga kiranya kau dirahmati Allah, ya Abubakar. Dengan ini bertambah beratlah bebanku”. Kata Umar mendo’akan Abubakar.

DEMI UNTUK KEPENTINGAN AGAMA ISLAM
Kata Rasulullah s.a.w.: “Buat saya tidak ada harta yang lebih berharga daripada harta yang saya terima dari Abubakar”.
Mendengar itu Abubakar menangis kegirangan, seraya katanya:
“Aku, jiwa ragaku dan semua hartaku, adalah untukmu ya Rasulullah !“
Berkata ‘Umar: “Pernah Rasulullah menganjurkan beramal/derma, waktu itu kebetulan saya punya uang banyak”. “Ini kesempatan baik, kata saya dalam hati, sekarang baru saya dapat menyaingi Abubakar dalam beramal”.
Saya datang kepada Rasulullah dengan membawa separuh harta kekayaanku. Saya serahkan kepada Rasulullah.
Rasulullah merasa kagum, ia bertanya:
“Apa yang kau tinggalkan untuk keperluan keluargamu, ‘Umar?
“Sebanyak inilah”. sahutku.
Lalu datang Abubakar membawa seluruh kekayaannya.
“Apa yang kau tinggalkan buat keluargamu, Abu bakar?”
‘Cukuplah aku tinggalkan buat mereka Allah dan Rasulnya”. jawab Abubakar.
“Aku kalab, aku tidak dapat menyaingi Abubakar, dalam segala-galanya”. Kataku pula dalam hati.

KATA-KATA BELIAU YANG BERMUTU
Di antaranya :
  1. Orang yang pintar, ialah orang yang bertaqwa. Orang yang bodoh, ialah orang yang melanggar batas. Orang yang benar, ialah orang yang dapat dipercaya. Orang yang bohong, ialah orang yang pendurhaka/ khianat.
  2. Saya ingin jadi sebagai sebatang pohon yang ditebang dan diambil buahnya.
  3. Banyak bicara itu mengacaukan maksud pembicaraan, yang penting inti patinya.
  4. Janganlah ada satu soal yang ditabir-dindingkan terhadap penasehat, sebab mungkin rahasiamu sendiri nanti dapat terbongkar.
  5. Di antara dua pekerti yang paling baik, ialah mengenal pekertimu yang kau cela. Usaha-usaha yang baik dapat menghindarkan gejala-gejala yang buruk (krisis akhlak).

PENUNJUKAN TERHADAP ‘UMAR
Inilah wasiat Abubakar bin Abu Quhafah, waktu hendak meninggal dunia, dimana kafir jadi mu’min, dimana pendurhaka jadi orang yang bertaqwa, dimana pendusta jadi benar bicaranya.
Dengan ini saya menunjuk ‘Umar bin Khatthab, selaku ganti saya dalam menjabat Khalifah. Jika ia bertindak secara adil, maka itulah pertimbanganku dan begitulah harapanku.
Tetapi jika ia berbuat zhalim, maka itu di luar pengtahuanku, sebab saya tidak tahu barang yang gaib. Orang-orang yang zhalim, tentu akan mengetahui akibat perbuatannya nanti. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh”.

WAFAT
Ketika sakitnya semakin berat, beliau berpesan kepada ‘Aisyah, supaya dimakamkan di samping Rasulullah. Dan itu baju yang dua potong, pesan beliau seterusnya, supaya dicuci untuk kafanku nanti. Tak usah yang baru. Orang yang hidup lebih patut memakainya daripada yang mati.
Pada malam Selasa tanggal 22 Jumadilakhir tahun 13 H. Khalifah Abubakar menghembuskan nafasnya yang terakhir, dengan ucapan “Ya Allah, semoga saya mati sebagai Muslim dan dapat menyusul para Shallhin”.

PIDATO BELASUNGKAWA ‘ALI WAKTU WAFAT ABUBAKAR
Semoga Allah merestuimu ya Abubakar. Engkau adalah manusia pertama yang mula-mula memeluk Islam. Engkau adalah orang yang paling subur keimanannya
paling kuat keyakinannya, engkau adalah orang yang paling membela terhadap Rasulullah dan Islam, juga terhadap ummatnya. Engkau adalah orang yang paling mirip budinya dengan Rasulullah dalam keunggulannya, dan caranya memimpin ummat. Semoga Allah mengganjarmu berganda-ganda atas jasa-jasamu terhadap Islam, terhadap Rasulullah dan terhadah ummat Islam.

------------------------

Empat Besar Sahabat-sahabat Rasulullah dan Imam Madzhab, M. Said, Penerbit PT. Alma’arif Bandung, cetakan ke-IV, halaman 4 - 26

MASJID BAITURRAKHIM Jambu Ambarawa

Masjid Baiturrakhim, Ambarawa
MASJID BAITURRAKHIM
Jl Veteran 45 Jambu Ambarawa

BANGSA YANG PERTAMA MENGINGKARI SIFAT GHAIB DAN BERFAHAM MATERIALISME

Allah berfirman: (QS. Al-Baqarah.55-56)
”Dan ingatlah ketika kamu berkata “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan jelas; maka kamu disambar petir sedangkan kamu menyaksikannya.
Kemudian Kami bangkitkan kamu sesudah kematianmu supaya kamu bersyukur”


Bangsa Yahudi yang dipilih oleh Nabi Musa untuk menyertainya pergi ke bukit Tursina ketika Musa kembali kepada mereka yang tiba-tiba didapatinya telah menyembah patung anak sapi dengan penuh keingkaran dan kesombongan berkata kepada Musa: “Kami tidak akan sudi mengakui kebenaran ucapanmu, bahwa Kitab Suci yang engkau bawa itu dari Allah, dan engkau telah mendengar firman-Nya serta Allah menyuruh supaya menerima dan mengamalkan Kitab suci-Nya sebelum kami dapat melihat wujud Allah dengan mata kepala sendiri”.
Ucapan Kaum Yahudi kepada Nabi Musa sebenarnya hanyalah sebagai alasan yang dicari-cari, supaya perbuatannya menyembah patung anak sapi dapat dimaklumi oleh Nabi Musa as. Namun karena kedurhakaan dan kecongkakan mereka yang sangat keterlaluan ini mengakibatkan mereka binasa disambar petir. Orang-orang Yahudi yang masih taat kepada Nabi Musa selamat dari bencana ini.
Di dalam Taurat disebutkan, bahwa sebagian dan orang-orang Yahudi yang mengikuti Musa berkata, ”Mengapa Allah hanya khusus berbicara kepada Musa dan Harun saja, tetapi tidak berbicara kepada kita.”
Maka tersebarlah hal ini kepada Bani lsrail seluruhnya, lalu mereka bertanya kepada Musa sesudah kematian Harun, “Sesungguhnya nikmat Allah kepada Bangsa Israil adalah karena Ibrahim dan Ishak. Lalu mencakup seluruh bangsa ini. Sedangkan engkau tidak lebih baik daripada Ibrahim. Karena itu engkau tidak berhak menguasal kami tanpa adanya keistimewaan. Dan kami tidak akan percaya kepadamu sebelum kami dapat melihat wujud Allah dengan nyata.” Lalu mereka dibawa Musa ke suatu tempat perkemahan tertentu. Tiba-tiba bumi terbelah dan menelan sebagian dari mereka dan dari jurusan lain datang api, lalu menyambar sisanya.
Bangsa Yahudi yang sama sekali tidak mau menggunakan akal sehatnya, tetapi hanya menurutkan bisikan setan adalah suatu kaum yang sungguh-sungguh berwatak materialis. Walaupun mereka telah terpenuhi permintaan-permintaannya kepada Nabi Musa berupa mendapat makanan yang turun dari langit ataupun musibah sebagai bukti yang terjadi di hadapan mereka sendiri akibat kedurhakaan mereka sendiri, tetapi mereka tetap ingkar kepada seruan dan ajakan tauhid.
Di bawah pimpinan Nabi Musa, Bangsa Yahudi telah memperlihatkan sikap kejahilan yang tak adataranya. Karena mereka meminta kepada Musa agar dapat melihat Allah dengan mata dan kepala sendiri. Sungguh tak ada golongan manusia di permukaan bumi ini yang watak materialis dan pandangan materialisnya seperti bangsa Yahudi. Karena itu tidaklah mengherankan kalau bangsa Yahudi merupakan pionir dari semua pandangan sesat seluruh jagat ini.
--------------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 29 - 31

Rabu, 13 Juli 2011

Larangan Mengambil Orang Yahudi sebagai Teman Kepercayaan

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْءَايٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadanya ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3 : 118).

هٰٓأَنتُمْ أُو۟لَآءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتٰبِ كُلِّهِۦ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ عَضُّوا۟ عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۚ قُلْ مُوتُوا۟ بِغَيْظِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri. mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): ‘Matilah kamu karena kemarahanmu ita”. Sesangguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS. 3 : 119).

إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ إِنَّ اللَّـهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana. mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. 3 : 120).

Tafsir Ayat
QS.  3 : 118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadanya ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa sebagian Kaum Muslimin ada yang mengadakan hubungan dengan segolongan kaum yahudi, karena di zaman Jahiliyyah pernah menjadi tetangga dan bersekutu dalam peperangan. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 3 118) yang melarang mereka mengadakan hubungan yang intim untuk menghindari fitnah. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Ishaq yang bersumber dari Ibnu Abbas.

QS.  3 : 119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri. mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): ‘Matilah kamu karena kemarahanmu ita”. Sesangguhnya Allah mengetahui segala isi hati.

QS.  3 : 120. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana. mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. 

Ibnu Taimiyah dalam buku "Tazkiyatun Nafs"-nya, halaman 187 - 188, menyimpulkan : Allah ta'ala menjelaskan bahwa dengan sabar dan takwa, maka orang-orang beriman tidak akan ditimpa kemadharatan tipu daya musuh-musuh mereka dari kalangan munafik. Allah ta'ala berfirman; "Ya, cukup jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memerangi mereka." (TQS. Ali 'Imraan (3) : 125).
Allah ta'ala menjelaskan bahwa jika orang-orang beriman bersabar maka para malaikat akan membantu dan menolong mereka dari musuh yang memerangi mereka.
Allah ta'ala berfirman; "Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan takwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan." (TQS. Ali 'Imraan (3) : 186).
Allah ta'ala menginformasikan kepada orang-orang yang beriman bahwa musuh-musuh mereka; kaum musyrikin dan ahlul kitab pasti akan selalu mengganggu mereka dengan lidah-lidah mereka. Allah ta'ala juga menginformasikan bahwa jika mereka bersabar dan bertakwa maka sesungguhnya itu termasuk hal yang diwajibkan oleh Allah ta'ala. Karena sabar dan takwa dapat menolak kejahatan musuh, baik yang terang-terangan dalam menampakkan permusuhannya ataupun sembunyi-sembunyi seperti orang-orang munafik, baik dari kejahatan lidah ataupun tangan-tangan mereka.
-----------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979, halaman 95 - 96.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 105.
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press, Jakarta Timur, Cetakan Pertama : November 2008.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

REGIONALISME DALAM ARSITEKTUR

Regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960 (Jencks, 1977). Sebagai salah satu perkembangan arsitektur modern yang mempunyai perhatian besar pada ciri kedaerahan, terutama tumbuh di negara berkembang. Adapun ciri kedaerahan yang dimaksud berkaitan erat dengan budaya setempat, iklim dan teknologi pada saatnya (Ozkan, 1985). Selanjutnya Suha Ozkan membagi regionalisme menjadi dua yaitu “concrete regionalism” dan “abstract regionalism”.
Concrete regionalism” meliputi semua pendekatan kepada ekspresi daerah/ regional dengan mencontoh kehebatannya, bagian-bagiannya atau seluruh bangunan di daerah tersebut. Apabila bangunan-bangunan tadi sarat dengan nilai spiritual maupun perlambang yang sesuai, bangunan tersebut akan lebih dapat diterima di dalam bentuknya yang baru dengan memperlihatkan nilai-nilai yang melekat pada bentuk aslinya. Hal lain yang penting adalah mempertahankan kenyamanan pada bangunan baru, ditunjang oleh kualitas bangunan lama.
Abstract regionalism”, hal yang utama adalah menggabung unsur-unsur kualitas abstrak bangunan, misalnya massa, padat dan rongga, proporsi, rasa meruang, penggunaan pencahayaan dan prinsip-pnnsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.
Sangat menarik adalah pernyataan William Curtis mengenai regionalisme. Dari pernyataannya terdapat kemungkinan-kemungkinan yang apabila dikembangkan lebih lanjut akan dapat menjawab tantangan Koentjaraningrat maupun persyaratan yang diajukan oleh Josef Prijotomo. Menurut William Curtis, regionalisme diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang bersifat abadi, melebur atau menyatukan antara yang lama dan yang baru, antara regional dan universal.
Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme adalah menyatunya arsitektur tradisional dengan arsitektur modern.

Keterkaitan arsitektur masa lampau dan masa kini
Untuk mendapatkan pengertian tentang keterkaitan antara arsitektur masa lampau dan masa kini, kita dapat menampilkan beberapa contoh. Contoh-contoh dipilih yang mempunyai konsep jelas dalam mengkaitkan antara arsitektur masa lampau dengan arsitektur masa kini, dan diharapkan akan dapat memberi arahan yang jelas apabila kita membicarakan regionalisme.

KYOTO CONFERENCE HALL, arsitek Sachio Otani (Boyd, 1968)
Contoh “Japan Style” yang paling meyakinkan adalah Kyoto Conference Hall rancangan Sachio Otani. Sebuah kompleks yang luas dengan danau, dalam sebuah taman yang terpisah oleh bukit dari jalan Kyoto. Sachio Otani memenangkan sayembara ini di antara para peserta lain, para bintang arsitek Jepang. Yang memberikan keseluruhan rancangan dalam kesatuan yaitu karakter Jepang yang luar biasa, melalui pilihan bentuk trapezoidal. Setiap kolom muncul dari tanah atau danau, setiap dinding atau belustrade, baik di dalam maupun di luar, membentuk sudut dua puluh dua derajat terhadap arah vertikal.
KYOTO CONFERENCE HALL
Kadang-kadang dua dinding miring bertemu pada satu titik, mengingatkan bubungan kuil yang curam. Kadang-kadang terbentuk V terbuka menjulang ke atas, mengingatkan perpotongan kasau bernama “chigi” pada bagian atas kuil Ise. Sachio Otani menjelaskan alasan sebenarnya mengapa memilih trapezoidal untuk mengatur potongan melintang bentuk bangunan :
  • bagian bawah untuk mewadahi kegaitan-kegiatan yang membutuhkan ruang lebar, sedangkan bagian atas untuk ruang yang lebih sempit.
  • sesuai dengan tuntutan bentuk auditorium, bagian bawah di mana banyak orang dituntut ruang lebih lebar, sedangkan dinding yang tidak sejajar baik bagi akustik
  • secara struktural dengan adanya bentuk tersebut, dapat mengatur susunan letak lantai, melebar ke bawah atau menyempit ke atas
Bangunan tradisional yang mengilhami KYOTO CONFERENCE HALL

RANCANGAN LOMBOK INTAN LAGUNA HOTEL, arsitek Ridwan Tamtomo, Adishakti, Dwijanto.
Bangunan hotel selalu ditantang untuk menampilkan ciri tertentu. Ciri fisik merupakan salah satu ciri yang sangat dibutuhkan untuk sebuah hotel, agar hotel menarik, mudah diingat dan mudah dikenal. Salah satu bangunan yang mempunyai ciri khas di Lombok adalah lumbung padi tradisional yang bernama “alung”; bentuknya sangat unik, sehingga mudah dikenal dan diingat.
Lombok Intan Laguna Hotel di Lombok
Pada Lombok Intan Laguna Hotel, tiruan bentuk “alung” ditata berundak pada bangunan hotel yang mempunyai kemiringan. Hal ini merupakan penggambaran “alung” yang berderet di sebuah bukit. Penambahan beberapa bagian atau elemen“alung” di tempat-tempat lain, akan lebih memberi keutuhan rancangan secara keseluruhan.
Secara prinsip terjadi penempelan tiruan bangunan tradisional yang sangat khas pada bangunan modern.

NATIONAL OLYMPIC GAMES, TOKYO 1964, arsitek Kenzo Tange (Jencks, 1977)
National Olympic Games, Tokyo
Dua bangunan berhadapan berada di atas panggung. Tiang-tiang beton sebagai pemegang lengkung hiperbolik, mempunyai pengakhiran miring bergaya Jepang, menjadi suatu klise. Lengkung yang lembut dan ekspresi struktural juga merupakan pertanda bangunan tradisional Jepang. 
Lengkung atap bangunan tradisional mengilhami National Olympic Games
 
DEKANAT F.N.G. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA, arsitek Ria Wikantari 
Dekanan F.N.G. ISI Yogyakarta
Bangunan dekanat merupakan pusat tiga studio, yaitu studio musik, studio tari dan studio karawitan. Bangunan ini mengambil bentuk atap salah satu bangunan “tajug” yang memusat. Bangunan “tajug Mangkurat” yang dipilih mempunyai tiga susun atap; atap puncak yang memusat disangga oleh empat “soko guru” dengan “tumpangsari”. Sedangkan denahnya berupa bujur sangkar.
Pada bangunan dekanat, atap terdiri dari tiga susun yang terpisah. Atap puncak serupa dengan atap puncak bangunan “tajug Mangkurat”, tetapi tidak disangga oleh empat “soko guru”. Empat tiang di bawah atap puncak dengan pengakhiran “potongan tumpangsari” sebagai tempat lampu, bukan sebagai tiang penyangga. hanya sebagai perlambang. Denah berasal dari bentuk bujur sangkar (seperti denah bangunan tajug Mangkurat), kemudian dikurangi dikeempat sudutnya.
Peng-gaya-an dari Arsitektur Tradisional ke dalam Arsitektur Modern.
Secara prinsip merupakan bangunan modern tetapi mempunyai ekspresi bangunan tradisional.
------------
Sumber :
REGIONALISME dalam ARSITEKTUR INDONESIA, Ra. Wondoamiseno, Yayasan Rupadatu, cetakan pertama, 1991